by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Gusti Salma Assyifa Balela                 
4877 0 2
Biologi December 31 6 Min Read

SELAPUT EKSTRA EMBRIO PADA HEWAN VERTEBRATA




Selaput ekstra embrio merupakan beberapa selaput yang berasal dari embrio yang terletak diluar embrio dan bukan bagian dari embrio, selaput ekstra embrio ini berkembang selama perkembangan embrional. Fungsi selaput ekstra embrio yaitu sebagai pelindung embrio dan sebagai perantara pertukaran zat.

 

Jenis-Jenis dan Fungsi Selaput Ekstra Embrio

Amnion, seperti kantung tipis yang berasal dari somatopleura, membentuk suatu kantung menyelubungi embrio dan berisi dengan cairan. Keberadaan selaput ini sangat khas pada reptil, aves dan mamalia sehingga kelompok ini sering disebut dengan kelompok amniota, sedangkan pisces dan amfibia tidak mempunyai amnion dan disebut anamniota.

Kantung yolk (kantung kuning telur), suatu selaput splanknopleura, sangat erat fungsinya dalam nutrisi pada embrio kelompok aves dan reptili yang mempunyai yolk sangat banyak. Kantung yolk pada mamalia masih dipertahankan dan digunakan untuk fungsi vital yang lain. Mesoderm kantung yolk merupakan sumber sel-sel kantung darah.

Alantois, merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai suatu evaginasi dari bagian ventral usus belakang pada tahap awal. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat penampung dan penyimpanan urin dan sebagai organ pertukaran gas antar embrio dan lingkungan luarnya.

Korion atau serosa adalah membran embrio yang paling luar yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk, yang merupakan tempat pertukaran antara embrio dan lingkungan sekitarnya.

 

Perkembangan Selaput Ekstra Embrio

Perkembangan selaput ekstra embrio terdiri dari, pertama, perkembangan amnion dan korion dimulai setelah proses gastrulasi dan neurolasi dengan pembentukan lekukan somatopleura mesoderm dan ectoderm. Kedua, perkembangan alantois dari hindgut sebagai kantung kecil dan kemudian berkembang dan tumbuh sebagai membran ekstraembrionik yang mengelilingi embrio di luar amnion. Ketiga, perkembangan yolk sac.

 

Macam-Macam Plasenta Pada Hewan

Secara struktural plasenta terdiri atas dua bagian, yaitu:

  1. Plasenta fetal yang dibangun oleh selaput ekstra embrio.
  2. Plasenta maternal, yaitu yang dibangun oleh endometrium uterus.

 

Berdasarkan Macam Selaput Ekstra Embrio yang Bertautan dengan Jaringan Induk

  1. Plasenta korio-vitelin, merupakan plasenta yang sederhana, dibentuk dari kantung yolk dan korton yang tertetak di antara pembuluh-pembuluh darah kantung yolk, dan epitel uterus induk. Misalnya: pada marsupilia (hewan berkantung) dari genus Didelphys dan Macropus.
  2. Plasenta korio-alantois, pembentuk plasenta dari embrio adalah selaput korion dan selaput alantois yang berbatasan. Mesoderm alantois membentuk pembuluh darah pada villi korion dan pada tali pusat.  Misalnya: pada euteria (golongan mamalia yang memiliki plasenta sejati, termasuk manusia dan kebanyakan dari genus Parameles dan Dasyurus.

 

Berdasarkan Penyebaran Vilichorioallantois

  1. Plasenta difusa, villi halus, tersebar pada seluruh permukaan korion. Misalnya: pada babi, kuda.
  2. Plasenta cotyledonaria, misalnya: pada sapi dan kambing
  3. Plasenta zonaria, villi menyerupai sabuk, mengelilingi bagian tengah embrio. Misalnya: pada kucing dan karnivora lainnya.
  4. Plasenta diskoidal, sebaran villi terbatas pada suatu daerah korion tertentu; berbentuk seperti cakram (diskus). Misalnya: pada manusia, rodentia.

 

Berdasarkan Tebal/Tipis Barier Plasenta

  1. Plasenta epiteliokorial, barier plasenta paling tebal, tidak ada jaringan dari pihak induk maupun pihak embrio yang mengalami kerusakan. Misalnya: pada kuda, babi
  2. Plasenta sindesmokorial, jaringan epitel uterus induk mengalami kerusakan. Misalnya: pada sapi, kerbau.
  3. Plasenta endoteliokorial, jaringan epitel uterus dan jaringan ikat sekeliling pembuluh darah induk mengalami kerusakan. Misalnya: pada kucing, anjing, harimau.
  4. Plasenta hemokorial, barier plasenta paling tipis, jaringan epitel uterus, jaringan ikat sekeliling pembuluh darah induk dan jaringan endotel yang mendindingi pembuluh darah induk mengalami kerusakan, sehingga villi korio-alantois terendam dalam darah induk. Jadi darah induk dan darah embrio hanya dipisahkan oleh jaringan- jaringan penyusun villi, yaitu epitel, jaringan ikat dan endotel dari pihak embrio.

 


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.