by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Farida Dewi Nur`aini                 
709 0 0
Sains dan Teknologi December 30 3 Min Read

Ini Gejala Infeksi Amoeba Pemakan Otak




Amoeba pemakan otak atau Naegleria fowleri kini menjadi momok baru setelah adanya kasus kematian akibat infeksi amoeba tersebut di Korea Selatan. Amerika Serikat, dan Pakistan. Kasus kematian akibat infeksi amoeba pemakan otak terbaru terjadi di Korea Selatan. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengkonfirmasi pada Korea Herald bahwa seorang warga berusia 50 tahun meninggal dunia setelah kembali dari Thailand.

Dilansir laman Hallo Sehat amoeba pemakan otak banyak terdapat pada perairan tawar yang bersuhu hangat, terutama di musim panas. Terkadang, amoeba tersebut juga terdapat di tanah. Seseorang kemungkinan dapat terinfeksi amoeba ini saat berenang di air yang terkontaminasi. Amoeba akan masuk ke tubuh manusia melalui hidung, kemudian berpindah ke otak melalui saraf yang terdapat pada hidung.

Hanya sekian persen orang dari jutaan orang yang mengalami infeksi pada otaknya akibat terpapar amoeba ini. Para ahli belum bisa menjelaskan alas an mengapa hanya sedikit orang yang bisa terinfeksi Naegleria fowleri. Infeksi amoeba pemakan otak ini tidak menular, dan seseorang juga tidak akan terinfeksi saat meminum air yang terkontaminasi.

Meskipun begitu, ada beberapa faktor resiko infeksi amoeba pemakan otak yaitu seseorang yang berenang di air tawar, seseorang yang berkunjung ke tempat yang memiliki iklim hangat. Anak-anak dan orang dewasa muda lebih rentan terinfeksi amoeba ini. Untuk mencegah infeksi amoeba ini adalah hindari berenang atau menyelam di perairan air tawar/danau hangat, tutup hidung saat melompat ke perairan hangat, dan hindari menyentuh tanah di bawah air saat berenang di air tawar yang hangat.

Adapun gejala yang dialami oleh seseorang yang terinfeksi amoeba pemakan otak menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi yang dilansir pada Kompas adalah:

  • Kebingungan, kurang perhatian terhadap orang-orang sekitarnya, kehilangan keseimbangan, kejang, dan halusinasi.
  • Gejala-gejala di atas dapat dirasakan oleh seseorang mulai 1-14 hari setelah terinfeksi.
  • Setelah awal gejala, penyakit berkembang dengan cepat dan biasanya menyebabkan kematian dalam waktu 3-7 hari.

 

Referensi : Hallo Sehat, Kompas

Referensi Gambar : Google Image


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.