by INBIO
Amoeba pemakan otak atau Naegleria fowleri kini menjadi momok baru setelah adanya kasus kematian akibat infeksi amoeba tersebut di Korea Selatan. Amerika Serikat, dan Pakistan. Kasus kematian akibat infeksi amoeba pemakan otak terbaru terjadi di Korea Selatan. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengkonfirmasi pada Korea Herald bahwa seorang warga berusia 50 tahun meninggal dunia setelah kembali dari Thailand.
Dilansir laman Hallo Sehat amoeba pemakan otak banyak terdapat pada perairan tawar yang bersuhu hangat, terutama di musim panas. Terkadang, amoeba tersebut juga terdapat di tanah. Seseorang kemungkinan dapat terinfeksi amoeba ini saat berenang di air yang terkontaminasi. Amoeba akan masuk ke tubuh manusia melalui hidung, kemudian berpindah ke otak melalui saraf yang terdapat pada hidung.
Hanya sekian persen orang dari jutaan orang yang mengalami infeksi pada otaknya akibat terpapar amoeba ini. Para ahli belum bisa menjelaskan alas an mengapa hanya sedikit orang yang bisa terinfeksi Naegleria fowleri. Infeksi amoeba pemakan otak ini tidak menular, dan seseorang juga tidak akan terinfeksi saat meminum air yang terkontaminasi.
Meskipun begitu, ada beberapa faktor resiko infeksi amoeba pemakan otak yaitu seseorang yang berenang di air tawar, seseorang yang berkunjung ke tempat yang memiliki iklim hangat. Anak-anak dan orang dewasa muda lebih rentan terinfeksi amoeba ini. Untuk mencegah infeksi amoeba ini adalah hindari berenang atau menyelam di perairan air tawar/danau hangat, tutup hidung saat melompat ke perairan hangat, dan hindari menyentuh tanah di bawah air saat berenang di air tawar yang hangat.
Adapun gejala yang dialami oleh seseorang yang terinfeksi amoeba pemakan otak menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi yang dilansir pada Kompas adalah:
Referensi : Hallo Sehat, Kompas
Referensi Gambar : Google Image
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.