by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Shipa Rifelina                 
470 0 0
Opini Akademisi May 13 3 Min Read

Waktu Untuk Move On




Salahkah jika kita menjalin hubungan baik dengan orang lain? Yang kemudian di hari-hari berikutnya ketika kebersamaan itu tidak lagi tercipta, seolah bayangnya masih mengikuti. Gema suaranya masih jelas terdengar dalam gendang telinga. Bahkan sudut tempat yang biasa kita kunjungi seolah mengingatkan lagi akan kenangan kala itu. Bagaimana caranya agar aku bisa bangkit dan melanjutkan hidup tanpanya? Apakah move on seberat ini?

Hingga saat ini, banyak yang bilang “waktu akan menyembuhkan segalanya” pasca hubungan sosial berakhir. Namun seberapa lama? Adakah takaran waktu yang dapat memperbaiki semua ini? Jajak pendapat di OnePoll tahun 2021 dari ribuan pastisipan, waktu yang dibutuhkan untuk “move on” adalah rerata ¼ minggu sejak hubungan berakhir.

Menurut The Journal of Positive Psychology (2007) waktu yang diperlukan seseorang untuk melupakan kisah cinta pahitnya membutuhkan waktu rerata 11 minggu pasca putus cinta seperti menunjukkan perubahan positif. Pada 2008, Journal of Expermental Social Psychology menyatakan bahwa seorang mahasiswa merasa lebih baik pasca patah hati setelah 10 minggu. Sedangkan menurut Journal of College Student Psychotherapy (2011) pengaruh dukungan moral kepada seseorang yang mengalami patah hati untuk dapat “move on” setelah 11 minggu dengan memperlihatkan hubungan dukungan moral dari orang-orang terdekatnya.

Para ilmuwan berpendapat bahwa studi atau penelitian mengenai "move on" sangat kompleks dan tidak dapat dengan mudah diukur sehingga hasil riset yang diperoleh sangat perlu diterjemahkan hati-hati. Artinya? Lama waktu seseorang sembuh dari patah hati bergantung pada banyak faktor bahkan ada yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk “move on”. Namun setidaknya kita tahu bahwa luka bisa sembuh meski bekasnya tetap ada. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi perasaannya, seperti menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif untuk dapat mengalihkan pikirannya. Sehingga mari temukan hal tersebut dalam diri kita karena kita istimewa dengan apa adanya diri kita.

 

Referensi:

Gilbert, S.P. and S.K. Sifers, Bouncing Back from a Breakup: Attachment, Time Perpective, Mental Health, and Romantic Loss. Journal of College Student Psychotherapy, 2011. 25(4): p. 295-310

Eastwick, P.W., et al., Mispredicting distress following romantic breakup: Revealing the time course of the affective forecasting error. Journal of Experimetal Social Psychology, 2008. 44: p. 800-807.

Lewndowski Jr, G. W. and N.M. Bizzoco , Addition through subtraction: Growth following the dissolution of a low quality elationship. The Journal of Positive Psychology, 2007.2: p. 40-54.

OnePoll, 2021: http://www.onepoll.com/in-the-media/.


Editor:     Rezekinta Syahputra Sembiring                 

AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.