by INBIO
Apakah anda sudah siap untuk menikah? Hal tersebut banyak menjadi perbincangan dan pembicaraan sehari-hari masyarakat kita bukan ? Baik usia matang maupun tergolong muda pasti banyak menjumpai pertanyaan tersebut.
Menikah adalah salah satu ibadah sakral yang diharapkan hanya dilakukan satu kali saja seumur hidup. Menikah juga berarti menyatukan kedua keluarga, menyatukan hati dan pikiran agar kedepannya dapat berjalan searah.
Dengan menikah, maka ego dan emosi dari dua orang yang berbeda latar belakang harus dikesampingkan. Karena dengan ego dan emosi yang tidak terkendali dapat menyebabkan satu sama lain hancur dan akan berdampak buruk juga bagi hubungan yang mereka jalani.
Menikah juga tidak hanya sekedar janji suci yang diucapkan di altar pernikahan. Melainkan, harus ada persiapan-persiapan sebelumnya dan persiapan mendatang serta tak kalah penting adalah komitmen yang dipegang teguh oleh kedua belah pihak.
Persiapan yang dimaksud di sini bukan hanya persiapan materi, melainkan juga persiapan mental. Mengapa perlu adanya persiapan mental ? Hal ini dikarenakan di dalam pernikahan, mustahil jika tanpa adanya perdebatan dan perbedaan sudut pandang dan pola pikir. Oleh karenya persiapan mental juga sangat diperlukan.
Banyak dari pasangan yang sudah menikah mengatakan bahwa 5 tahun awal pernikahan merupakan ujian terbesar dalam pernikahan. Dikarenakan awal-awal tahun tersebutlah masing-masing pasangan mungkin baru mengetahui satu sama lain dengan sangat detail. Dan karena belum terbiasa, mungkin karena kebiasaan satu sama lain maka banyak terjadi perdebatan di 5 tahun awal tersebut.
Perdebatan tersebut dapat diatasi ketika kedua belah pihak sudah mulai tenang dan tidak tersulut emosi. Biasanya saat mereka sudah tenang dan sudah mampu berpikir jernih serta dewasa maka penyelesaian masalah pun akan lebih mudah.
Dewasa di sini bukan tentang usia. Ada yang usianya sudah matang tetapi belum dewasa dan ada juga yang masih muda namun sudah dewasa. Jadi, dewasa bukan ditentukan oleh usia melainkan pikiran dan hati. Jadi, menikah ini tentang dewasa pikiran bukan tentang dewasa usia. Jika sudah siap dan sudah mampu mengapa tidak?
Menikah juga menjadi penyempurna ibadah, maka tidak ada salahnya jika menikah di usia yang tergolong muda. Yang penting adalah harus bertanggung jawab dengan pilihan yang sudah diambil. Berbicara tentang menikah di usia muda, pada tahun 1980-an sampai 1990-an banyak orang yang menikah dengan usia yang tergolong muda. Dan itu merupakan hal yang lumrah pada masa itu. Tetapi memasuki tahun 2000-an sampai tahun 2019-an menikah di usia muda terlihat jarang dilakukan oleh orang-orang. Pada tahun tersebut rata-rata orang menikah pada usia matang. Kemudian, menikah di usia muda kembali banyak dilakukan oleh anak-anak muda pada tahun 2020-an sampai sekarang. Bahkan sampai dikatakan bahwa menikah muda ini sudah menjadi trend yang diikuti banyak orang.
Apakah trend ini salah? Tidak jika niat yang dilakukan bukan untuk trend melainkan sudah mau dan mampu serta untuk ibadah. Namun, jika benar dilakukan hanya untuk trend dan ikut-ikutan saja sebaiknya jangan. Karena menikah ini adalah hal yang sakral dan suci baik di mata agama, hukum dan juga sosial.
Jadi yang terpenting di sini adalah sebenarnya menikah di usia muda ini membawa dampak yang positif untuk anak-anak muda. Namun, jika niatnya hanya sebatas mengikuti trend saja maka sebaiknya jangan dilakukan pernikahan tersebut.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.