by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Yeris                 
493 0 1
Sosial dan Bisnis March 2 10 Min Read

Urgensi Akuntansi Hijau




Banyaknya berita tentang kerusakan lingkungan di Indonesia, seperti kebakaran hutan, pencemaran air limbah dan polusi udara yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan tak hanya berdampak di negara Indonesia, namun negara-negara lain ikut terdampak. Tak jarang nama perusahaan tersebut terseret-seret dalam kerusakaan lingkungan yang menjadi isu global. Perusahaan harus memikirkan bagaimana aktivitas perusahaannya tetap berkelanjutan. Maka dari itu perusahaan pun berlomba-lomba mengaplikasikan akuntansi sosial lingkungan atau akuntansi hijau ini untuk mendapatkan brand imagenya.

Muncul suatu pertanyaan apakah akuntansi sosial lingkungan atau akuntansi hijau ini memiliki makna yang sama atau berbeda?

Pertama, mari kita pahami makna masing-masing. Akuntansi Sosial dan Lingkungan berfokus pada manusia dan lingkungan sebagai cabang akuntansi yang berisi kegiatan, metode, sistem pencatatan dan analisis serta pelaporan yang menyangkut aktivitas kegiatan perusahaan terhadap lingkungan. Akuntansi Hijau atau dalam bahasa asing disebut Green Accounting merupakan paradigma baru dalam akuntansi yang menganjurkan fokus dari akuntansi tidak hanya pada profit semata, tetapi harus berfokus pada peristiwa dan objek sosial pada lingkungan.

Kembali pada pertanyaan diatas, akuntansi sosial lingkungan maupun akuntansi hijau dapat dikatakan sama yaitu tidak hanya berfokus pada profit semata namun berfokus pada manusia dan lingkungannya. Para ahli menyebut istilah yang berbeda-beda, seperti: akuntansi pertanggungjawaban sosial (Harahap, 2002), akuntansi sosial dan lingkungan (Susilo, 2008), akuntansi berkelanjutan (McHugh, 2008), akuntansi lingkungan (Ikhsan, 2008) dan akuntansi hijau (Lako, 2018). Konsep Akuntansi Hijau mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Sedangkan di Indonesia, konsep ini baru mulai diperbincangkan pada tahun 2000-an. Berawal tuntutan dari semua kalangan untuk mereformasi prinsip akuntansi yang dinilai tidak ramah lingkungan dan menimbulkan krisis lingkungan yang parah. Dinilai bahwa praktik akuntansi telah mengabaikan beberapa aspek. Akuntansi dituding turut berkontribusi dalam eskalasi terkait kerusakan lingkungan. Mengapa pernyataan ini menjadi isu? Mengapa nama "akuntansi" terbawa? Karena laporan keuangan adalah output dari semua proses akuntansi dan sebagai sumber pengambilan keputusan perusahaan dan para pemangku kepentingan. Sementara yang terjadi informasi mengenai sosial dan lingkungan cenderung tidak dibahas dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan hanya menilai kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang disajikan tanpa melihat aspek sosial dan lingkungan. Konsep akuntansi hijau dan berkelanjutan pun menjadi solusi atas permasalahan ini. Konsep ini menjadi pelengkap untuk mengatasi kelemahan dari akuntansi konvensional.

Akuntansi hijau berfokus pada pelaporan akuntansi lingkungan, sosial dan keuangan secara terpadu. Alasan krusial yang mendasari pelaporan akuntansi hijau karena Indonesia sedang menghadapi krisis lingkungan serius dan menakutkan sama seperti dinegara-negara lainnya. Krisis ini menimbulkan bencana lingkungan yang sangat merugikan dan mengancam keberlangsungan hidup manusia, yaitu dengan rusaknya alam, kebakaran hutan, tanah longsor dan banjir. Maka, paradigma baru Akuntansi Hijau harapannya dapat menjadi solusi dan mendongkrak isu krusial lingkungan. Dibutuhkan kegiatan menghijaukan akuntansi, pertama pengembangan akuntansi dimasa depan perlu difokuskan berbasis pada tiga pilar tanggungjawab akuntansi (ekonomi, sosial dan lingkungan). Kedua, mendorong dan mewujudkan akuntabilitas korporasi. Ketiga, transparansi informasi keuangan, sosial dan lingkungan korporasi pada pemangku kepentingan.

Referensi: Lako, Andreas. (2018). Akuntansi Hijau


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.