by INBIO
Teori Maslow masuk ke dalam paradigma traits karena teori itu menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Maslow menjadi orang pertama meproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam psikologi. Kekuatan pertama psikoanalisis dan kekuatan kedua behaviorisme.
Motivasi: Teori Hierarki Kebutuhan
Hubungan antar kebutuhan
Jenjang motivasi bersifat mengikat. Dimana kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Begitu kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan kasih sayang dan begitu seterusnya sampai kebutuhan dasar terpuaskan, baru akan muncul kebutuhan meta.
Kebutuhan rendah vs kebutuhan tinggi
Kebutuhan meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia. Semakin tinggi tingkat kebutuhan yang dimilikinya, semakin jelas beda nilai kemanusiannya.
Kebutuhan yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu.
Kebutuhan yang semakin tinggi, semakin kurang kaitannya dengan usaha mempertahankan kehidupan, perolehan kepuasannya bisa ditunda semakin lama. Gagal dalam memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi tidak mengakibatkan keadaan darurat atau reaksi krisis seperti pada kegagalan memuaskan kebutuhan yang lebih rendah. Kegagalan memuaskan kebutuhan dasar dapat mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu, karena itu kebutuhan dasar juga disebut kebutuhan defisit atau kebutuhan karena kekurangan.
Kebutuhan meta memberi sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis. Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta disebut kebutuhan berkembang atau kebutuhan menjadi.
Kebutuhan yang lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis sedang kebutuhan yang lebih tinggi memberi keuntungan biologis dan psikologis, karena menghasilkan kebahagiaan yang mendalam, kedamaian jiwa, dan keutuhan kehidupan batin.
Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah.
Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan kondisi eksternal—sosial, ekonomi, politik yang lebih baik dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah.
Kebutuhan dasar pertama: kebutuhan fisiologis
Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat homeostatatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks.
Kebutuhan dasar kedua: kebutuhan keamanan
Sesudah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan. Anda ingin menemukan situasi dan kondisi yang aman, stabil dan terlindungi. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.
Kebutuhan dasar ketiga: kebutuhan dimiliki dan cinta
Sesudah kebutuhan fisiologi dan kemanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Anda mulai merasa butuh teman, kekasih, anak dan bentuk hubungan berdasarkan perasaan lainnya. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.
Kebutuhan dasar keempat: kebutuhan harga diri
Ada dua macam bentuk harga diri, yaitu menghargai diri sendiri dan mendapat penghargaan dari orang lain. Kepuasan kebutuhan harga diri dapat menimbulkan perasaan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting di dunia. Sebaliknya, jika frustasi karena kebutuhan harga diri tak terpuaskan dapat menimbulkan perasaan dan sikap inferior, canggung, lemah, pasif, tergantung, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah diri dalam bergaul. Bentuk mendapat penghargaan dari orang lain seperti kebutuhan terhadap status, kemuliaan, kehormatan, perhatian, reputasi, apresiasi bahkan dominan. Sementara bentuk menghargai diri sendiri seperti percaya diri, kompetensi, kesuksesan, independensi, dan kebebasan.
Keempat kebutuhan diatas disebut kebutuhan defisit atau D-needs. Jika Anda merasa kekurangan sesuatu maka Anda akan mengalami defisit (Anda akan merasa membutuhkan sesuatu tersebut). Tapi, kalau Anda sudah memperoleh apa yang Anda butuhkan, Anda tidak akan merasakan apa-apa lagi. Artinya kebutuhan-kebutuhan itu tidak lagi mendorong dan memotivasi Anda. Maslow juga menyebut empat kebutuhan di atas dengan homeostatis.
Kebutuhan meta: kebutuhan aktualisasi diri
Tingkat kebutuhan ini berbeda dengan empat tingkat kebutuhan di atas. Maslow menyebut tingkat ini dengan sebutan tingkat yang berbeda-beda, seperti motivasi pertumbuhan (sebagai lawan dari motivasi devisit), kebutuhan-kebutuhan untuk ada (being-needs) atau B-Needs (sebagai lawan dari D-Needs). Kebutuhan ini mecakup hasrat untuk terus-menerus mewujudkan potensi-potensi dirinya, keinginan untuk “menjadi apa yang Anda bisa”. Bertujuan untuk menjadi sempurna, menjadi “Anda” yang sebenarnya.
Kebutuhan neurotik
Maslow mengemukakan, manusia masih mempunyai satu kebutuhan, yakni kebutuhan neurotik, yang bekerja terpisah dari tiga kebutuhan itu. Frustasi karena kebutuhan hirarkis tidak terpenuhi, dalam keadaan yang ekstrim dan berjangka lama dapat berubah menjadi kebutuhan neurotik. Di mana kebutuhan ini akan membuat sistem sendiri yang terpisah dari sistem kebutuhan yang sehat. Kebutuhan neurotik membuat orang mengalami stagnan atau patologis tak peduli apakah kebutuhan itu terpenuhi atau tidak terpenuhi.
Kebutuhan neurotik bersifat nonproduktif, mengembangkan gaya hidup yang tidak sehat, gaya hidup yang tidak memiliki nilai dalam kaitannya dengan perjuangan mencapai aktualisasi diri, gaya hidup kreatif, berperan sebagai kompensasi dari kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi.
Kebutuhan neurotik berbeda dengan kebutuhan hirarkis karena kepuasan kebutuhan neurotik tidak membuat orang berkembang menjadi sehat. Frustasi (karena tidak terpuaskan) pada setiap jenjang kebutuhan dapat berubah menjadi kebutuhan neurotik, khususnya frustasi pada kebutuhan keamanan dan kebutuhan dimiliki/cinta.
Mencapai Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi dari sesuatu hierarki kebutuhan, namun juga dapat dipandang sebagai tujuan final, tujuan ideal dari kehidupan manusia. Menurut Maslow, tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir. Secara genetik manusia mempunyai potensi dasar yang positif. Di samping itu manusia juga mempunyai potensi dasar jalur perkembangan yang sehat untuk mencapai aktualisasi diri.
Pusat perhatian Bandura dalam teorinya adalah variabel-variabel yang dapat diamati, diukur dan dimanipulasi. Serta menghindari apapun yang bersifat subjektif, mental dan tidak bisa diamati secara empirik. Menurut Bandura, lingkungan membentuk perilaku, namun perilaku juga membentuk lingkungan. Dia menyebut konsep ini dengan determinisme resiprokal, yaitu dunia dan perilaku seseorang itu saling mempengaruhi. Dia memandang kepribadian sebagai hasil interaksi dari tiga “hal”: lingkungan, perilaku, dan proses psikologi seseorang.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.