by INBIO
Webinar Bioinformatics Series #25 bertajuk “Peran Bioinformatika dalam Menguak Biodiversitas Laut Indonesia untuk Mendukung Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan Berkelanjutan” telah sukses diselenggarakan oleh Working Group Bioinformatika FMIPA IPB, Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB, Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB, Masyarakat Bioinformatika dan Biodiversitas Indonesia (MABBI), serta INBIO Indonesia. Webinar ini menghadirkan narasumber utama yang sangat kompeten, Dr. Beginer Subhan, S.Pi., M.Si., seorang ahli di bidang Ilmu dan Teknologi Kelautan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Institut Pertanian Bogor (IPB). Dr. Subhan juga menjabat sebagai Ketua Indonesian Marine and Fisheries Genetic Network (INMAFIGEN).
Dr. Beginer Subhan membuka sesi dengan menyampaikan urgensi pelestarian biodiversitas laut Indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas laut yang luar biasa. Namun, ancaman terhadap kelestarian sumber daya ini semakin nyata akibat tekanan antropogenik seperti eksploitasi berlebihan, pencemaran, dan perubahan iklim. Dalam konteks ini, bioinformatika menjadi alat yang sangat potensial untuk mengungkap kompleksitas biodiversitas laut serta mendukung pengelolaan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
Dalam paparannya, Dr. Subhan menjelaskan bahwa bioinformatika berperan penting dalam pengolahan data genetik yang sangat besar dan kompleks. Melalui teknik-teknik bioinformatika, seperti analisis genomik, metagenomik, dan filogenetik, para ilmuwan dapat mengidentifikasi spesies, memahami hubungan evolusi, serta mengungkap fungsi gen dalam ekosistem laut. Hal ini memungkinkan eksplorasi biodiversitas secara lebih mendalam, mulai dari mikroorganisme hingga megafauna laut.
Salah satu topik menarik yang dibahas adalah penggunaan metode DNA barcoding dan eDNA (environmental DNA) dalam penelitian biodiversitas laut. Dr. Subhan menyoroti bahwa teknologi ini mampu memberikan informasi tentang kehadiran spesies tanpa harus menangkapnya secara fisik. Sebagai contoh, analisis eDNA di perairan Indonesia telah berhasil mendeteksi spesies-spesies yang sebelumnya belum teridentifikasi. Penemuan ini membuka peluang besar untuk konservasi spesies endemik serta pemanfaatan sumber daya genetik untuk kebutuhan bioteknologi.
Lebih jauh, Dr. Subhan juga membahas pentingnya pemetaan genetik spesies laut sebagai langkah awal untuk memahami potensi sumber daya kelautan. Dengan pemetaan genetik, kita dapat mengidentifikasi gen-gen yang berkaitan dengan sifat-sifat unggul, seperti ketahanan terhadap perubahan lingkungan atau kemampuan menghasilkan senyawa bioaktif. Pengetahuan ini sangat penting dalam mendukung pengembangan produk-produk berbasis bioteknologi kelautan, seperti obat-obatan, kosmetik, dan pangan fungsional.
Selain itu, Dr. Subhan menekankan perlunya kolaborasi lintas disiplin dalam penerapan bioinformatika untuk biodiversitas laut. Ilmu bioinformatika tidak hanya melibatkan keahlian dalam biologi dan teknologi informasi, tetapi juga membutuhkan kontribusi dari bidang-bidang lain seperti ekologi, kimia, dan ekonomi. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang holistik dan aplikatif untuk pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan.
Salah satu studi kasus yang dipaparkan adalah penelitian tentang mikrobioma laut di perairan Indonesia. Mikroorganisme laut memiliki peran ekologi yang sangat penting, mulai dari mendaur ulang nutrisi hingga menghasilkan senyawa bioaktif. Melalui analisis metagenomik, para ilmuwan dapat mengungkap keragaman mikroorganisme ini dan mengidentifikasi potensi manfaatnya bagi manusia. Dr. Subhan memberikan contoh bagaimana mikrobioma laut dapat digunakan untuk mengembangkan antibiotik baru atau bahan-bahan bioaktif lainnya.
Dr. Subhan juga tidak lupa menyinggung tantangan yang dihadapi dalam penerapan bioinformatika di Indonesia. Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia yang terampil. Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, akademisi, dan industri. Penguatan kapasitas di bidang bioinformatika melalui pelatihan dan pendidikan menjadi salah satu solusi strategis yang diusulkan.
Di sepanjang webinar, suasana diskusi berlangsung interaktif dengan banyaknya pertanyaan dari peserta yang mencerminkan antusiasme besar terhadap topik ini. Dr. Subhan dengan lugas menjawab berbagai pertanyaan, mulai dari isu teknis hingga implikasi kebijakan. Salah satu pertanyaan menarik yang muncul adalah bagaimana bioinformatika dapat digunakan untuk mendukung pembangunan ekonomi biru di Indonesia. Menanggapi hal ini, Dr. Subhan menjelaskan bahwa bioinformatika membuka peluang besar untuk mengoptimalkan sumber daya laut tanpa merusak ekosistem. Sebagai contoh, teknologi ini dapat membantu dalam identifikasi spesies bernilai ekonomis tinggi yang dapat dibudidayakan secara berkelanjutan.
Webinar ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan hasil-hasil penelitian terbaru yang relevan dengan biodiversitas laut Indonesia. Dr. Subhan menyoroti beberapa penelitian yang melibatkan kolaborasi antara lembaga-lembaga di Indonesia dan internasional, yang berhasil mengungkap potensi genetik dari ekosistem laut tropis. Beliau menekankan bahwa hasil-hasil penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat, seperti pengembangan teknologi bioremediasi untuk mengatasi pencemaran laut.
Dalam sesi ini, Dr. Subhan juga berbicara tentang pentingnya membangun database biodiversitas laut Indonesia yang komprehensif. Database semacam ini akan menjadi sumber daya penting untuk mendukung penelitian, konservasi, dan pengelolaan sumber daya kelautan. Dr. Subhan menyebutkan bahwa kolaborasi antar-institusi, baik di dalam maupun luar negeri, sangat diperlukan untuk merealisasikan inisiatif ini. Dengan adanya database yang terintegrasi, pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih tepat berdasarkan data yang valid dan terkini.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana untuk berbagi ilmu, tetapi juga sebagai pengingat akan tanggung jawab bersama dalam menjaga kekayaan laut Indonesia. Dalam kata-kata penutupnya, Dr. Subhan menegaskan bahwa setiap langkah kecil, baik dalam penelitian maupun tindakan nyata di lapangan, akan memiliki dampak besar bagi masa depan biodiversitas laut. Webinar ini berhasil menginspirasi banyak peserta untuk mengambil bagian dalam upaya pelestarian biodiversitas laut, menjadikan ilmu pengetahuan sebagai pilar utama dalam mendukung keberlanjutan sumber daya alam Indonesia.
Sebagai penutup, Dr. Subhan mengajak seluruh peserta webinar untuk berperan aktif dalam mendukung upaya pelestarian biodiversitas laut Indonesia. Beliau menekankan bahwa pemanfaatan teknologi bioinformatika harus selalu didasarkan pada prinsip keberlanjutan dan keadilan. Dengan demikian, kekayaan biodiversitas laut Indonesia dapat diwariskan kepada generasi mendatang sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat.
Webinar Bioinformatics Series #25 telah menjadi bukti nyata bagaimana teknologi dan ilmu pengetahuan dapat diintegrasikan untuk menjawab tantangan global. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan, sekaligus menjaga warisan biodiversitas laut yang tiada tara.
Sumber: Bioinformatics Webinar Series #25 Peran Bioinformatika dalam Menguak Biodiveristas Laut Indonesia
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.