Trending

Ruhma Syifwatul Jinan                 
358 0 0
Sains dan Teknologi July 13 7 Min Read

Actinomycetes Sebagai Penghasil Antibiotik si Paling Lawannya Multi Drug Resistant.




Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan global. Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium tuberculosis) yang paling umum menyerang paru-paru. Penyakit ini menyumbang 1,5 juta korban meninggal dunia pada tahun 2020 (termasuk 214 000 orang dengan HIV) dan menjadi penyakit menular penyebab kematian terbesar kedua setelah COVID-19 (di atas HIV/AIDS).  Pengobatan yang digunakan adalah penggunaan antibiotik seperti  obat lini pertama jenis isoniazid, rifampisin, etambutol, dan pirazinamid dengan lama waktu sekitar 3-6 bulan.

Kasus tuberkulosis di seluruh dunia meningkat karena munculnya MDR-TB (Multi Drug Resistant Tuberculosis) sejak tahun 1980-an. MDR- TB muncul dapat disebabkan karena durasi pengobatan yang lama dan ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat secara tidak teratur. Maraknya resistensi terhadap obat anti TB,  membuat banyak peneliti melakukan eksplorasi sumber penghasil antibiotic, seperti metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Actinomycetes.

Actinomycetes merupakan bakteri gram positif dengan kandungan GC (High Guanine-Cytosine Gram Positive) tinggi sekitar 57%-75%. Actinomycetes dikenal sebagai penghasil berbagai macam senyawa yang relevan secara industri dan medis seperti antibiotic, anti kanker, antifungi, herbisida, dan imunosupresan. Actinomycetes terbagi menjadi dua genus yaitu Streptomyces dan rare-Actinomycetes. Streptomyces menjadi genus Actinomycetes yang telah banyak diteliti tentang kemampuannya dalam menghasilkan senyawa antibiotik. Seperti yang dilaporkan oleh Muralikrishnan et al., 2017 bahwa senyawa Chrysomycin A yang telah dilakukan ekstraksi dan purifikasi menunjukan adanya aktivitas anti-TB.

Banyaknya potensi Actinomycetes sebagai penghasil antibiotic anti-TB diharapkan bisa mengatasi MDR (Multi Drug Resistant) yang terjadi, sehingga bisa meningkatkan kuantitas hidup penderita nya dan dapat menjadi agen pencegahan adanya penyakit Tuberkulosis.

 

 Sumber : 

Muralikrishnan, B., Dan, V.M., Vinodh, J.S., Jamsheena, V., Ramachandran, R., Thomas, S., Dastager, S.G., Kumar, K.S., Lankalapalli, R.S. and Kumar, R.A., 2017. Anti-microbial activity of chrysomycin A produced by Streptomyces sp. against Mycobacterium tuberculosis. RSC advances, 7(58), pp.36335-36339.

World Health Organization. 2022. Fakta-Fakta Utama Tuberkulosis. [online]. Available at: file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/QuickHarvardGuide2019.pdf. [Accessed 13 Juli 2022].

 

 

 


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +818020532438
Email: brc.inbio@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.