by INBIO
MARI CERDAS MENGHADAPI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah dimana tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolic diatas 90 mmHg dan sering disebut sebagai The Silent Killer karena sering membunuh tanpa keluhan. Sampai saat ini hipertensi merupakan tantangan terbesar di Indonesia yang masih belum dapat dikendalikan. Hipertensi juga sebagai salah satu faktor resiko yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan jantung.
Di Indonesia sendiri masalah hipertensi cenderung meningkat setiap tahunnya, hasil survey menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan sebesar 3% setiap tahunnya. Penelitian epidemiologi membuktikan bahwa hipertensi berhubungan secara linear dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. 8-12 Oleh sebab itu, penyakit hipertensi harus dicegah dan diobati. Hal tersebut merupakan tantangan kita di masa yang akan datang.
Banyak orang yang mengira bahwa hipertensi hanya bisa diderita oleh orang yang lanjut usia dan tidak dapat menyerang remaja. Padahal hipertensi adalah penyakit yang juga dapat menyerang remaja.
GEJALA HIPERTENSI
Hipertensi tidak menunjukkan gejala apapun yang spesifik sehingga kita tidak punya petunjuk bahwa di dalam tubuh seseorang sedang mengalami hipertensi. Sakit kepala biasa dan pening bukanlah gejala dari hipertensi, namun kondisi tersebut akan muncul disertai dengan penyakit hipertensi. Gejala umum dari penyakit hipertensi ini seperti sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, pusing, penglihatan kabur, rasa sakit di dada dan mudah lelah.
KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut Joint National Committee (JNC) VIII tahun 2017 pembagian hipertensi dapat dibagi menjadi :
Klasifikasi |
TD Sistolik |
TD Diastolik |
Normal |
<120 mmHg |
<80 mmHg |
Pre-Hipertensi |
120 -139 mmHg |
80 – 89 mmHg |
Hipertensi Stage-1 |
140 – 159 mmHg |
90 – 99 mmHg |
Hipertensi Stage-2 |
>160 mmHg |
>100 mmHg |
Berdasarkan penyebab Hipertensi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
PENGOBATAN HIPERTENSI
Pengobatan hipertensi dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu terapi secara farmakologi dan non farmakologi.
Terapi farmakologi adalah terapi pengobatan hipertensi dengan menggunakan obat. Penatalaksanaan terapi hipertensi berdasarkan JNC VIII adalah penggunaan obat Golongan Thiazid (Chlorotiazid, chlorthalidone. Hydrochlorothiazide), Golongan ACEI ( Captopril, Benezepril, Enalapril) dan Golongan ARB (valsartan, kandesartan, irbesartan, losartan,serta telmisartan) serta Golongan CCB (amlodipine, nicardipine, diltiazem, verapamil, dan nifedipine)
Terapi non farmakologi adalah terapi pengobatan hipertensi tanpa menggunakan obat-obatan yaitu dengan perubahan gaya hidup. Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan tekanan darah adalah pembatasan konsumsi garam, pembatasan konsumsi alkohol, banyak mengkonsumsi sayuran dan buahbuahan, penurunan dan pengendalian berat badan, serta olah raga teratur
Hipertensi bukanlah suatu penyakit yang menyeramkan jika dapat dikelolah dengan baik. Penanganan penyakit hipertensi yang dilakukan secara tepat dan mengurangi terjadiya komplikasi kepada penyakit lain. Ada hubungan yang bermakna antara gaya hidup dalam bentuk konsumsi makanan dengan kejadian hipertensi. Oleh karena itu perubahan gaya hidup adalah hal utama yang harus dilakukan untuk mengendalikan hipertensi.
Jangan lengah…….
Jangan takut….
Hipertensi bukanlah suatu penyakit yang mengerikan jika kita mampu untuk mengendalikannya……
Hipertensi adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan akan tetapi bisa dikendalikan….
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.