by INBIO
Forensic DNA analysis telah menjadi salah satu alat paling kuat dalam sistem peradilan pidana. Penggunaan DNA untuk mengidentifikasi individu telah mengubah cara penegakan hukum dalam menyelidiki dan menyelesaikan kasus. Dalam beberapa dekade terakhir, kemajuan yang signifikan dalam teknologi dan metode analisis DNA telah meningkatkan akurasi dan efisiensi forensik DNA dalam penyelesaian kasus yang sebelumnya tidak terpecahkan.
Analisis DNA forensik dimulai dengan memahami struktur dan fungsi DNA. DNA adalah molekul yang membawa informasi genetik di semua organisme hidup. Dalam konteks forensik, DNA digunakan untuk mengidentifikasi individu berdasarkan profil genetik unik mereka. Setiap individu memiliki DNA yang unik, kecuali kembar identik. Dengan memanfaatkan perbedaan ini, ahli forensik dapat membandingkan sampel DNA yang ditemukan di tempat kejadian perkara dengan DNA dari tersangka atau database untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan.
Gambar 1. gambaran umum tentang proses pengetikan Analisis DNA forensik
DNA typing atau profil genetik adalah proses menganalisis bagian-bagian tertentu dari DNA untuk membuat profil genetik unik individu. Ada beberapa pendekatan dalam DNA typing, termasuk STR (Short Tandem Repeats), mtDNA (mitochondrial DNA), dan SNP (Single Nucleotide Polymorphisms).
Proses DNA typing melibatkan beberapa langkah utama: pengumpulan sampel, ekstraksi DNA, kuantifikasi DNA, amplifikasi DNA, analisis hasil, dan interpretasi data. Langkah pertama adalah mengumpulkan sampel biologis dari tempat kejadian perkara atau individu. Sampel ini bisa berupa darah, saliva, rambut, kulit, atau cairan tubuh lainnya. DNA diekstraksi dari sel dalam sampel yang dikumpulkan. Teknik ekstraksi modern telah ditingkatkan untuk mengoptimalkan pemulihan DNA, bahkan dari sampel yang sangat terdegradasi. Setelah DNA diekstraksi, langkah selanjutnya adalah mengukur jumlah DNA yang diperoleh untuk memastikan ada cukup DNA untuk dianalisis. Metode kuantifikasi DNA telah ditingkatkan dengan menggunakan teknologi qPCR (quantitative Polymerase Chain Reaction), yang memungkinkan kuantifikasi DNA dengan presisi tinggi. Amplifikasi adalah proses memperbanyak segmen DNA tertentu untuk analisis lebih lanjut. Teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah metode utama yang digunakan untuk amplifikasi DNA. Kemajuan dalam teknologi PCR, termasuk PCR digital dan PCR multiplex, telah meningkatkan kemampuan untuk menganalisis sampel DNA dengan jumlah minimal atau kualitas rendah. Setelah amplifikasi, produk PCR dianalisis menggunakan elektroforesis kapiler atau teknik pemisahan lainnya. Perkembangan dalam teknologi elektroforesis kapiler telah meningkatkan resolusi dan kecepatan analisis DNA. Data yang diperoleh dari analisis DNA diinterpretasikan untuk membuat profil genetik. Software analisis modern telah dikembangkan untuk membantu dalam interpretasi data yang kompleks dan untuk meminimalkan kesalahan manusia.
Kemajuan dalam kimia dan teknologi telah membawa analisis DNA forensik ke tingkat yang lebih tinggi. Inovasi dalam reagen kimia, kit ekstraksi, dan sistem analisis telah meningkatkan sensitivitas, kecepatan, dan akurasi analisis DNA. Pengembangan reagen kimia baru telah memungkinkan pemulihan DNA yang lebih baik dari sampel yang terdegradasi dan kompleks. Reagen yang lebih stabil dan efisien juga telah mengurangi waktu dan biaya analisis. Kit ekstraksi DNA modern dirancang untuk memaksimalkan pemulihan DNA dan meminimalkan kontaminasi. Beberapa kit telah diotomatisasi, memungkinkan ekstraksi DNA yang konsisten dan reproducible. Sistem analisis DNA telah mengalami kemajuan signifikan dengan adanya instrumen berteknologi tinggi seperti sistem elektroforesis kapiler otomatis, perangkat sequencer generasi baru (Next-Generation Sequencing), dan platform PCR digital. Teknologi ini memungkinkan analisis yang lebih cepat dan akurat, serta kemampuan untuk menganalisis lebih banyak loci DNA dalam satu kali run. NGS telah merevolusi analisis DNA forensik dengan memungkinkan pengurutan seluruh genom atau bagian besar genom dengan cepat dan akurat. NGS digunakan untuk analisis SNP, STR, dan mtDNA, memberikan kemampuan untuk menganalisis lebih banyak data genetik dan mengidentifikasi individu dengan presisi yang lebih tinggi.
Salah satu perkembangan terbaru dan paling signifikan dalam analisis DNA forensik adalah penggunaan genealogi genetik untuk memecahkan kasus-kasus yang tidak terpecahkan. Genealogi genetik melibatkan penggunaan database DNA komersial untuk melacak hubungan keluarga dan mengidentifikasi tersangka atau korban dalam kasus kriminal. Proses ini dimulai dengan mengunggah profil DNA yang diperoleh dari TKP ke database DNA komersial. Profil tersebut kemudian dibandingkan dengan profil DNA dalam database untuk mengidentifikasi individu yang memiliki hubungan keluarga dengan tersangka. Setelah anggota keluarga potensial diidentifikasi, penyelidik dapat menggunakan informasi ini untuk menyempitkan daftar tersangka dan melakukan investigasi lebih lanjut. Genealogi genetik telah digunakan untuk memecahkan beberapa kasus terkenal yang sebelumnya tidak terpecahkan, termasuk kasus pembunuhan berantai Golden State Killer. Metode ini telah membantu mengidentifikasi pelaku dalam kasus yang sudah bertahun-tahun tidak terpecahkan, memberikan keadilan bagi korban dan keluarga mereka. Meskipun genealogi genetik sangat efektif, penggunaannya juga menimbulkan pertanyaan etis dan privasi. Ada kekhawatiran tentang penggunaan data DNA oleh penegak hukum dan potensi pelanggaran privasi. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan pedoman dan regulasi yang jelas untuk memastikan bahwa penggunaan genealogi genetik dalam penyelidikan kriminal dilakukan secara etis dan dengan menghormati hak privasi individu.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.