by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Nur Rahmah Awaliah                 
823 1 0
Acara Akademik June 27 5 Min Read

Sharing Knowledge ke-9 Sahabat taat dengan tema: Pharmacogenemics dan Precision Medicine




Sharing knowledge, sahabat taat kembali hadir nih, webinar ini seperti biasanya diadakan pada hari Minggu, tanggal 26 Juni 2022. Webinar kali ini diselenggarakan secara virtual atau daring Melalui aplikasi Zoom meeting dengan jumlah partisipan kurang lebih 73 orang dengan berbagai pakar dibidang kedokteran  dan kesehatan. Webinar kali ini dipandu oleh moderator Prof. Dr. dr. Indri Safitri, M.Kes dan Dr. dr. Margarita M Maramis, Sp.KJ(K).

 

Pada webinar ini seperti biasanya, Sharing Knowledge sahabat taat diisi narasumber yang sangat luar biasa yaitu: dr. Dito Anurogo, M.Sc dengan topik The Art of Neuroimmunopharmacoepighenetics (NIPE) in stroke dan Agus Darwanto, PhD dengan topik Precision Medicine and Diagnostics in Drug Development.

 

Diawali dengan pembukaan oleh Prof. Taat, dimana beliau mengungkapkan terima kasih kepada para narasumber yang mana keduanya saat ini berdomisili diluar negara Indonesia yang berkesempatan membagikan ilmunya, beliau juga mengungkapkan banyak terima kasih kepada para sahabat sejawat yang lainnya yang menyempatkan hadir.

 

Topik 1: The Art of Neuroimmunopharmacoepighenetics (NIPE) in stroke

 

dr. Dito Anurogo, M.Sc merupakan salah satu PhD Student at Taipei Medical University, Taiwan. Adapaun topik yang disampaikan beliau yaitu: Definisi epidemiologi dan gejala stroke, klasifikasi dan faktor risiko stroke, genetik patogenesis dan mekanisme patofisiologi stroke, pharmakologi dan Artificial intelligence stroke.

Stroke adalah gangguan yang terjadi pada aliran darah yang menuju ke otak. Tanpa darah yang kaya oksigen, sel-sel otak akan mati. Penyebab dan faktor risiko stroke sangat penting dikenali karena dapat membantu dokter untuk mengembangkan pencegahan penyakit stroke. Berdasarkan patomekanismenya, stroke dapat dibeadakan menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Gejala yang dapat ditimbulkan dari stroke ini dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya antara laki laki dan perempuan, perbedaan yang sangat spesifik dapat berupa kelemahan yang umumnya sering terjadi pada wanita.

Faktor genetik juga mempengaruhi resiko stroke dapat dilihat dari tingkatan kejadian stroke, contohnya pada faktor vaskularisasi salah satunya ialah hipertensi dengan mekanisme aterosklerosis atau terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah. Dari kejadian stroke yang terjadi saat ini dikalangan masyarakat, telah banyak penelitian-penelitian mengenai penatalaksanaan stroke, terkhusus pada terapi obat-obatannya.

 

Strategi terapi dilakukan untuk meningkatkan efektivitas rekanalisasi dari aktivator plasminogen jaringan rekombinan (rtPA) dan mengurangi efek samping, beberapa pendekatan telah dilakukan. Misalnya, kombinasi dengan obat lain, penyesuaian kimia molekul, pemberian intra-arteri, kombinasi dengan sonotrombolisis, dan enkapsulasi obat dalam sistem penghantaran. Multifaktorial yang dapat mempengaruhi pharmacogenemics dari multipel enzim yaitu: kurangnya standarisasi, pengobatan, faktor diet dan lain-lain. Salah satu jenis pharmacogenemic yaitu Warfarin dimana warfarin ini merupakan antagonis vitamin K yang juga sebagai terapi andalan untuk mencegah tromboemboli. Yang telah lama dianggap sebagai obat yang sulit untuk dikelola karena indeks terapeutiknya yang sempit karena dosis toksik tidak lebih tinggi secara signifikan daripada dosis efektif namun jenis warfarin sangat sulit didosiskan.

 

Contoh artificial Intelligence pada penanganan stroke yaitu mesin pembelajaran pengenalan stroke yang berfungsi untuk mendeteksi tipe stroke pada pasien dan apakah beresiko atau tidak.

 

Topik 2 : Precision Medicine and Diagnostics in Drug Development

 

Agus Darwanto, PhD merupakan Senior Director, Precision and Translational Medicine. Sebagai pengenalan, kedokteran Presisi adalah perawatan medis yang dirancang untuk mengoptimalkan kemanjuran atau manfaat terapeutik untuk kelompok pasien, terutama dengan menggunakan profil genetik atau molekuler. Beberapa orang biasanya menyebutkan pengobatan pribadi = pengobatan presisi. Penyesuaian perawatan kesehatan untuk setiap pasien dengan prinsip perawatan yang tepat, pasien yang tepat dan waktu yang tepat dalam penyakit. Profil genetik biasanya menggunakan tehnik Next Generation Sequencing (NGS) dan farmakogenetik (metabolisme dan transportasi obat). Sedangkan profil molekulermya yaitu Biopsi cairan dan biomarker pencitraan (fenotipe) yang merupakan profil molekuler yang banyak digunakan saat ini.

Obat presisi adalah kekuatan pengganggu di semua aspek sistem perawatan kesehatan seperti pengembangan terapi berbasis pengobatan presisi yang terus menimbulkan tantangan bagi penemuan ilmiah, diagnostik kebijakan regulasi, insentif investasi, cakupan dan penggantian biaya, dan penerapan teknologi baru kedalam praktik klinis. Penanda biologis (Biomarker) dilakukan dengan cara diukur dan dievaluasi sebagai indikator proses biologis normal, proses patogen atau respons farmakologis terhadap intervensi terapeutik yaitu kemungkinan berhubungan dengan kemanjuran, keamanan, diferensiasi dan lain-lain. Namun, pengujian biomarker ini memerlukan waktu yang sangat panjang.

Hal yang diharapkan kedepannya yaitu semakin meningkatnya penggunaan profil genom untuk diagnosis dan terapi pada berbagai jenis tumor, onkologi presisi dengan cepat mempengaruhi perawatan kanker. Pastikan bahwa studi klinis memberikan bukti kuat untuk obat baru dan teknologi, yang dapat memungkinkan dokter untuk menginterpretasikan data genomik, dan memberdayakan pasien terhadap pengambilan keputusan bersama.

Webinar ditutup dengan beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh partisipan salah satunya dari dr. Margarita yaitu sesuai dengan pakarnya, terapan dalam bidang psikiatri bagaimana? Biomarker untuk depresi seperti apa dan berapa banyak biomarkernya?. Tanggapan Agus Darwanto, PhD yang meskipun beliau menggeluti bidang onkologi yaitu mestinya psikiatri dapat menggunakan tehnik precisin medicine yaitu dengan DNA dari pasien bisa di sequencing kemudian dibandingkan dengan DNA non-psikiatrik dan bisa diidentifikasi kelainan-kelainan psikiatrik apa yang ada di psikiatrik passion tersebut. Sesi tanya jawab tidak hanya sampai disitu, namun para pakar dibidangnya memanfaatkan webinar ini sebagai ruang diskusi.

 

 


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(1) Komentar

Image
21 September 2023

Sahabat

Bagikan   

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.