by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Ahmad Haris Hasanuddin Slamet                 
1692 0 0
Sains dan Teknologi September 20 10 Min Read

Potensi Produk Unggulan dari Limbah Batang Tembakau




Tembakau menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Tembakau memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga menjadi penyumbang devisa yang cukup besar di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pertanian produksi tembakau di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 261.001 ton dengan Jawa Timur sebagai penyumbang  produksi terbesar yang mencapai 139.069 ton.

Peningkatan produksi tembakau yang semakin meningkat dapat berpotensi meningkatkan limbah yang dihasilkan baik saat produksi bahan baku maupun proses pengolahannya. Melimpahnya limbah yang tidak termanfaatkan sangat erat kaitannya dengan potensi pencemaran lingkungan, sehingga diperlukan alternatif lain untuk mengatasi limbah tersebut.

Kita ketahui bahwa hampir sebagian besar kalangan masyarakat menganggap tembakau hanya dapat diolah sebagai rokok. Anggapan ini tidak dapat disalahkan dikarenakan memang sebagian besar olahan tembakau di Indonesia adalah sebagai produk rokok.

Kondisi tersebut semakin diperkuat dengan besarnya konsumsi rokok di Indonesia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2011 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 14,5%. Jumlah pada tahun 2011 sebanyak 60,3 juta orang meningkat menjadi 69,1 juta orang pada 2021.
Dalam sistem pengelolaan tembakau, daun tembakau dipanen menjadi produk seperti rokok, sedangkan batangnya hingga saat ini masih belum optimal dalam pemanfaatannya. Limbah batang tembakau mengandung selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Pemanfaatan limbah tembakau saat ini yaitu dijadikan kayu bakar untuk dijual atau dikeringkan di lahan untuk langsung dibakar. Jumlah limbah batang tembakau yang dihasilkan cukup besar yaitu mencapai 22.000 pohon/ha .

Padahal batang tembakau memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan menjadi produk olahan. Kandungan selulosa pada batang tembakau mencapai 42,9%, sedangkan lignin 22%, dan hemiselulosa 29,8%. Kandungan selulosa yang cukup tinggi dari batang tembakau menjadikannya cukup potensial untuk dikembangkan menjadi beberapa produk olahan. Beberapa produk olahan yang dapat dibuat dari batang tembakau, di antarannya:

Kertas

Kertas menjadi salah satu media yang tidak dapat lepas dari kehidupan kita sehari-saehari. Kertas digunakan sebagai media untuk menuliskan sebuah catatan-catatan. Kertas digunakan oleh berbagai kalangan baik itu kalangan remaja yang masih sekolah, mahasiswa, karyawan, hingga masyarakat umum.

Komposisi utama dalam pembuatan kertas adalah selulosa. Secara umum kertas yang saat ini di pasaran menggunakan selulosa yang diperoleh dari kayu. Semakin banyak kertas yang dibutuhkan semakin banyak pula kebutuhan kayu. Hal ini menjadi salah satu faktor banyaknya pohon yang ditebang sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas.

Oleh karena itu, batang tembakau menjadi solusi alternatif pengganti pohon sebagai bahan baku pembuatan kertas. Limbah batang tembakau mengandung selulosa yang cukup tinggi mencapai 42,9%. Kertas dibuat dengan pengolahan batang/kayu menjadi pulp dengan kandungan selulosa. Kandungan selulosa yang tinggi pada suatu tanaman akan sangat memungkinkan dalam pembuatan pulp sebagai bahan dasar kertas.

Bioetanol

Di tengah meningkatnya harga bahan bakar minyak sebagai sumber tenaga kendaraan. Menjadi hal yang menarik untuk mencari sumber bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak yang saat ini berasal dari sumber fosil. Sumber bahan bakar minyak dari fosil memiliki potensi pencemaran lingkungan. Sehingga sumber bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan saat ini mulai dilirik.

Bahan bakar nabati alternatif tersebut dinamakan bioethanol. Bahan bakar bioethanol merupakan bahan bakar dari proses fermentasi gula bersumber dari karbohidrat dengan bantuan mikrooranisme. Bioetanol menjadi salah satu bahan bakar terbarukan yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di kemudian hari.

Prosedur pengubahan struktur selulosa menjadi glukasi dapat digunakan dengan metode penambahan asam yang dilarutkan pada suhu dan tekanan yang tinggi. Selanjutnya dilakukan proses fermentasi untuk menghasilkan produk akhir etanol atau yang dikenal dengan bioetanol.

Bioplastik

Plastik konvensional yang kita kenal saat ini merupakan produk hasil pengolahan minyak bumi. Plastik konvensional jenis ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dalam waktu yang singkat sehingga dapat menyebabkan pencemaran di lingkungan hidup.

Sampah dari plastik bekas selain dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dapat juga menyebabkan permasalahan lain berupa efek rumah kaca. Hal ini dikarenakan plastik dapat mengganggu penyebaran penyinaran yang ada dimuka bumi.

Limbah batang yang tinggi akan kandungan selulosa dapat digunakan menjadi bahan baku bioplastik. Kelebihan dari bioplastik yaitu dapat diuraikan oleh mikroorganisme maupun oleh faktor alam seperti cuaca dan panas matahari.


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.