Berbicara tentang biologi molekuler, tentu kita tidak bisa untuk tidak mempelajari DNA. DNA merupakan materi genetik yang di dalamnya tersimpan kode-kode tertentu yang dimiliki oleh setiap individu. Namun karena ukurannya sangatlah kecil, DNA tidak bisa dilihat secara kasat mata. Lalu bagaimana caranya kita mempelajari DNA? Terdapat 3 metode yang bisa kita lakukan jika ingin mempelajari DNA secara lebih dalam yaitu dengan kloning gen, polymerase chain reaction (PCR), dan metode sekuensing.
Kloning gen dilakukan dengan cara membuat banyak salinan gen tertentu pada daerah DNA. Kemudian dilakukan transfer fragmen DNA yang diinginkan tersebut dari suatu organisme ke elemen genetik yang bisa mereplikasi diri, elemen tersebut disebut sebagai vektor. Contohnya adalah plasmid bakteri. Untuk memasukkan fragmen DNA kedalam vektor, dibutuhkan enzim endonuklease restriksi untuk memisahkan keduanya. Dengan keberadaan enzim endonuclease tersebut maka terjadi pemisahan urutan DNA, sedangkan untuk menggabungkan fragmen-fragmen DNA membutuhkan enzim ligase. Kloning gen biasanya digunakan untuk melihat ekpresi protein yang belum pernah dipelajari. Metode kloning gen ini tergolong tradisional, sedangkan metode yang lebih modern adalah PCR.
Polymerase chain reaction (PCR) merupakan suatu proses sintesis enzimatik untuk melipat gandakan nukleotida secara in vitro. Setiap urutan basa nukleotida yang diamplifikasi akan menjadi dua kali jumlahnya. Pada setiap n siklus PCR akan diperoleh 2n kali banyaknya DNA target. PCR biasanya digunakan sebagai eksperimen kloning DNA, menetapkan paternitas atau hubungan biologis, mendiagnosis penyakit genetik/infeksi dalam studi forensik. Penerapan teknik ini dilakukan dengan cara meningkatkan DNA agar bisa ditambahkan kedalam tabung bersamaan dengan DNA polimerase, nukleotida, primer, dan reagen kimia supaya terjadi reaksi. Amplifikasi urutan target bisa dicapai dengan putaran denaturasi, annealing, dan elongasi yang berurutan.
Kemudian metode yang ke 3 adalah DNA sekuensing. Metode ini merupakan metode penentuan urutan basa nukleotida A, C, G, T pada sebuah fragmen DNA. Urutan basa nukleotida tersebut dikenal sebagai sekuens DNA. Sekuensing DNA dapat dimanfaatkan untuk menentukan identitas maupun fungsi gen atau fragmen DNA lainnya dengan prosedur membandingkan sekuens-nya dengan sekuens DNA lain yang sudah dikenal.
Sekian dulu pembahasan singkat tentang metode untuk mendeteksi atau mempelajari DNA. Jika anda ingin memahami lebih detail terkait metode-metode tersebut, bisa kunjungi website : news.inbio-indonesia.org
Sumber gambar : technologynetworks.com/
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.